Advanced Search
Hits
22169
Tanggal Dimuat: 2009/11/03
Ringkasan Pertanyaan
Apakah benar bahwa sanad hadis-hadis para maksum tidak bersambung kepada Rasulullah Saw?
Pertanyaan
Konon sanad hadis-hadis para maksum tidak bersambung kepada Rasulullah Saw? Apakah benar demikian adanya? Tolong beri penjelasan.
Jawaban Global

Syiah memandang para imam (khalifah Rasulullah Saw) sebagai maksum dan atas dasar ini sebagaimana sabda dan ucapan Rasulullah Saw, ucapan dan sabda para Imam Maksum As memiliki hujjiyah (dapat dipertanggungjawabkan) dan tidak perlu penyandaran kepada Rasulullah Saw. Hadis-hadis yang disampaikan oleh para Imam Maksum As terbagi menjadi dua.

Pertama riwayat-riwayat yang dijelaskan dalam bentuk sanad; artinya silsilah sanadnya juga disebutkan. Setiap imam menukil langsung dari ayah mereka sehingga riwayat semacam ini bermuara sanadnya kepada Rasulullah Saw. Karena itu, riwayat-riwayat semacam ini dari sudut pandang sanad menduduki posisi tertinggi dari sisi keabsahan.

Kedua, riwayat-riwayat yang dijelaskan tanpa penjelasan sanad. Riwayat-riwayat semacam ini, apakah dinukil dari Nabi Saw dengan perantara akan tetapi tidak menyertakan sanadnya dengan demikian riwayat-riwayat semacam ini kendati silsilah sanadnya tidak dijelaskan dan secara lahir tergolong sebagai riwayat-riwayat mursal akan tetapi dengan memperhatikan bahwa para maksum tergolong sebagai orang-orang amin (terpercaya) dan jujur (shadiq) dimana apabila Rasulullah Saw tidak menyampaikan sebuah hadis, maka mereka tidak akan menjelaskannya sebagai sebuah hukum Ilahi atau disandarkan kepada Rasulullah Saw.

Sebagai contoh, silahkan Anda simak hadis berikut ini: "Ali bin Muhammad 'an Sahli bin Ziyad 'an Al-Naufali 'an al-Sakuni 'an Abi 'Abdillah As qala qala Rasulullah Saw." Yang dinukil dalam jumlah ribuan pada sumber-sumber Syiah dan ratusan pada Kutub al-Arba'ah Syiah (Al-Kâfi, Man La Yahdhur al-Faqih, Tahdzib al-Ahkâm dan al-Istibshâr) dengan titel seperti ini. Atau dinukil dari kitab Jâme'e, Mushaf Fatimah, Jufr dan sebagainya yang memiliki sanad dan merupakan hujjah bagi seluruh kaum Muslimin.

Karena itu, dengan memperhatikan beberapa hal yang dijelaskan di atas, hadis-hadis yang dinukil dari para Imam Maksum As adalah memiliki sanad dan memiliki konsideran yang cukup serta tidak ada keraguan secuil pun di dalamnya.

Jawaban Detil

Mengingat bahwa pembahasan ini merupakan salah satu pembahasan internal agama karena itu kami akan menjawab pertanyaan ini dengan menggunakan perspektif Syiah.

Dari sudut pandang Syiah, para imam adalah orang-orang maksum dan diproklamirkan oleh Allah Swt melalui Rasulullah Saw sebagai khalifah dan penggantinya. Atas dasar ini, mereka adalah para hujjah Tuhan atas seluruh ciptaan dan makhluk-Nya di alam semesta. Sabda-sabda dan ucapan-ucapannya laksana sabda dan ucapan Rasulullah Saw yang memiliki hujjiyah nafsi dan tidak memerlukan penyandaran sanad (isnad). Dengan kata lain, Syiah meyakini bahwa sebagaimana jika Rasulullah Saw bersabda tidak memerlukan penyandaran dan tiada seorang pun yang menuntut sanad darinya serta tiada keraguan bahwa sabda dan ucapannya merupakan hujjah demikian juga hal ini berlaku bagi para Imam Maksum As. Ucapan dan sabda para Imam Maksum tidak memerlukan sanad dan tiada keraguan bahwa ucapan dan sabda mereka adalah hujjah.

Di sebutkan bahwa hadis-hadis yang dinukil dari para Imam Maksum As diklasifikasikan menjadi dua bagian:

1.     Sebagian riwayat yang dijelaskan dalam bentuk bersanad; artinya silsilah sanadnya disebutkan dimana setiap imam menukil dari ayah mereka hingga sanad riwayatnya bermuara sampai pada Rasulullah Saw. Karena itu, tidak hanya dalam hadis-hadis ini tidak disebutkan sanadnya dan tiada masalah sanad pun di dalamnya tetapi juga dari sudut pandang sanad, riwayat-riwayat semacam ini memiliki tingkat standar dan konsideran yang tinggi.

Jenis riwayat-riwayat semacam ini juga terbagi menjadi dua bagian:

A.    Pertama bahwa nama-nama ayah dan datuk mereka di jelaskan satu dengan yang lain; seperti Abul Hasan al-Ridha As berkata aku mendengar dari ayahku Musa bin Ja'far berkata Aku mendengar dari ayahku Ja'far bin Muhammad berkata Aku mendengar ayahku Muhammad bin 'Ali berkata Aku mendengar dari ayahku berkata 'Ali bin Husain berkata Aku mendengar dari ayahku al-Husain bin 'Ali berkata Aku mendengar dari ayahku Amirul Mukminin 'Ali bin Abi Thalib As berkata Aku mendengar Rasulullah Saw berkata Aku mendengar Jibril berkata Allah Swt berfirman: "La ilaha illaLah adalah benteng-Ku barangsiapa yang masuk dalam benteng-Ku aman dari azab-Ku." (Namun) dengan syarat-syaratnya. Dan aku salah satu syaratnya."[1]

(Zamakhsyari menukil dari Yahya bin Husain Husaini dalam kitab Rabi' al-Abrar tentang sanad-sanad Shahifa al-Ridha: Apabila hadis ini didengarkan oleh seorang gila maka ia akan menjadi orang yang waras."[2]

B.    Kedua, riwayat-riwayat dengan redaksi "'an abâihi (dari ayah-ayahnya)" dihapus mengingat kejelasan nama-nama). Dalam keseluruhan kitab riwayat Syiah kurang-lebih terdapat 6671 hadis dinukil dari para Imam Maksum As dalam bentuk bersanad dengan redaksi "'an abâihi (dari ayah-ayahnya=dari Rasulullah Saw) dimana dari bilangan ini disebutkan 278 dalam Kutub Arba'ah Syiah (60 hadis dalam kitab al-Kâfi, 46 dalam Man La Yahdur al-Faqih, 128 dalam kitab Tahdzib al-Ahkâm, dan 34 dalam kitab al-Ishtibshâr). Sebagai contoh di sini kami akan sampaikan satu hadis mu'an'an (dari-dari) dan mustanad (bersandar): "Ali bin Muhammad 'an Sahli bin Ziyad 'an Al-Naufali 'an al-Sakuni 'an Abaihi qala qala Rasulullah Saw." (Ali bin Muhammad dari Sahl bin Ziyad dari al-Naufali dari al-Sakuni dari ayah-ayahnya berkata [bahwa] Rasulullah Saw bersabda).[3]

Jelas bahwa apabila sebuah hadis dinukil dengan jenis sanad seperti ini maka ia termasuk sebaik-baik sanad. Atas dasar ini, kelompok riwayat bagian pertama di sebut sebagai hadis "silsilatu al-Dzahab."[4] Karena meski berdasarkan pendapat Syiah bahwa seluruh Imam Maksum adalah para hujjah Tuhan di muka bumi dan dari sudut pandang mereka sebagai hujjah, tidak terdapat perbedaan antara mereka dan Rasulullah Saw. Akan tetapi dari sudut pandang non-Syiah mereka adalah sebaik-baik orang dan tergolong dari orang-orang yang dapat diandalkan kebenaran dan kejujurannya."[5]

 

2.     Kelompok riwayat-riwayat lainnya yang dijelaskan tanpa sanad:

Riwayat-riwayat semacam ini juga terbagi menjadi dua bagian:

A.    Riwayat yang dinukil dari Rasulullah Saw dengan perantara akan tidak menyebutkan sanadnya. Sebagai contoh Anda perhatikan hadis berikut ini: ): "Ali bin Muhammad 'an Sahli bin Ziyad 'an Al-Naufali 'an al-Sakuni 'an Abi 'Abdillah As qala qala Rasulullah Saw." (Ali bin Muhammad dari Sahl bin Ziyad dari al-Naufali dari al-Sakuni dari Abi Abdillah berkata (bahwa) Rasulullah Saw bersabda).[6]

Dalam kitab-kitab standar Syiah dinukil sebanyak ribuan dan pada Kutub al-Arba'ah (Al-Kâfi, Man La Yahdhur al-Faqih, Tahdzib al-Ahkâm dan al-Istibshâr)

Hadis-hadis semacam ini juga kendati silsilah sanadnya tidak dijelaskan dan secara lahir terkategorikan sebagai hadis mursal akan tetapi mengingat bahwa para maksum, bahkan dari sudut pandang Ahlusunnah, adalah orang-orang terpercaya (umana) dan orang-orang lurus. Karena itu, harus diterima bahwa mereka apabila sebuah hadis tidak disabdakan oleh Rasulullah Saw mereka tidak akan sampaikan sebagai hukum Ilahi atau menyandarkannya kepada Rasulullah Saw. Imam Shadiq As bersabda: "Hadisku adalah hadis ayahku (Imam Baqir) dan hadis ayahku adalah hadis datukku (Imam Zainal Abidin). Hadis datukku adalah hadis (Imam) Husain dan hadis (Imam) Husain adalah hadis (Imam) Hasan. Hadis (Imam) Hasan adalah hadis Amirulmukminin As dan hadis Amirulmukminin adalah hadis Rasulullah Saw. Hadis Rasulullah Saw adalah firman Allah Swt."[7]

B.    Riwayat-riwayat yang dinukil dari kitab Jâme'e, Mushaf Fatimah, Jufr dan sebagainya yang bagaimana pun adalah riwayat-riwayat yang memiliki sanad dan hujjah bagi seluruh kaum Muslimin.[8]

 

Karena itu, hadis-hadis ini yang dinukil dari para Imam Maksum As adalah hadis-hadis yang bersanad dan merupakan hadis-hadis standar serta tiada keraguan di dalamnya.

Patut untuk disebutkan bahwa masalah ini telah menjadi persoalan semenjak dulu kala dan dari satu sisi bahwa terdapat orang-orang yang tidak meyakini ucapan-ucapan para maksum sebagai memiliki hujjiyah dzati banyak menuai kritikan sehingga dicarikan banyak jalan untuk memecahkan persoalan ini.

Jabir bin Yazid berkata kepada Imam Baqir As: "Apabila Anda menyampaikan sebuah hadis untukku tolong Anda juga sampaikan sanadnya." Imam Baqir As bersabda: "Ayahku dari datukku dari Rasulullah Saw dari Jibril As dari Allah Swt berkata hadis kepadaku. Dan setiap hadis yang aku sampaikan untukmu maka sanadnya demikian adanya."[9]

Pada sebuah riwayat yang lain disebutkan: Muhammad bin Ali (Imam Baqir) pergi ke hadapan Jabir karena penghormatannya kepada Jabir yang dulu sering hadir di majelis Rasulullah Saw. Orang-orang Madinah berkata: Kami tidak melihat yang lebih kurang ajar dari hal ini (karena berkata-kata hadis dari sisi Tuhan). Karena melihat mereka berkata-kata demikian, ia menyampaikan hadis dari Rasulullah Saw. Orang-orang Madinah berkata: Kami tidak melihat orang yang paling pendusta melebihi orang ini (Imam Baqir), menyampaikan kepada kami hadis seseorang yang tidak pernah ia lihat. Karena melihat orang-orang berkata demikian Jabir bin Abdullah menyampaikan hadis dari Rasulullah, kemudian mereka membenarkannya (hadis yang disampaikan Jabir). Padahal Jabir datang kepadanya dan belajar darinya (Imam Baqir As).[10]

 

 

Kesimpulan:

Sabda-sabda para Imam Maksum memiliki hujjiyah dzati dan sabda-sabda mereka adalah sabda Rasulullah Saw dan firman Allah Swt meski secara lahir bersanad atau tidak bersanad. [IQuest]



[1].Syaikh Shaduq, Âmali Shadûq, hal. 235, Intisyarat-e Kitab Khane Islami, 1362 S.

[2]. Bihâr al-Anwâr, jil. 1, hal. 30.

[3]. Kulaini, al-Kâfi,  jil. 1, hal. 33, hadis 7, Dar al-Kitab al-Islamiyah, Teheran, 1365 S

عَلِیُّ بْنُ مُحَمَّدٍ عَنْ سَهْلِ بْنِ زِیَادٍ عَنِ النَّوْفَلِیِّ عَنِ  السَّکُونِیِّ عَنْ أَبِی عَبْدِ اللَّهِ (ع) عَنْ آبَائِهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ (ص).

[4]. Tsawab al-'Amâl, terjemahan Ghaffari, hal. 23. Orang-orang yang menyampaikan hadis silsilah al-dzahab adalah para maksum dan termasuk sebagai salah satu hadis qudsiyah mengingat yang menyampaikan firman ini adalah Allah Swt.

[5]. Misalnya Sayid Muhammad Rasyid Ridha yang merupakan orang fanatik Ahlusunnah dalam tafsir al-Manar tatkala ingin menukil riwayat dari Imam Shadiq As berkata, "Ruwiya 'an Jaddina al-Imam Ja'far al-Shadiq Ra (Dinukil dari datuk kami, Imam Ja'far Shadiq Ra)" Muhammad Rasyid Ridha, Tafsir al-Qur'an al-Hakim (Tafsir al-Manâr), jil. 9, hal. 538, Dar al-Ma'rifah, Beirut, Libanon, cetakan kedua.

[6]. Kulaini, al-Kâfi, jil. 3, hal. 269, hadis 8.

: عَلِیُّ بْنُ مُحَمَّدٍ عَنْ سَهْلِ بْنِ زِیَادٍ عَنِ النَّوْفَلِیِّ عَنِ السَّکُونِیِّ عَنْ أَبِی عَبْدِ اللَّهِ (ع) قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ (ص)

[7]. Kulaini, al-Kâfi, jil. 1, hal. 53.

[8]. Silahkan lihat, Kulaini, Al-Kâfi, jil. 1, hal. 239, Terjemahan Mustafawi, hal. 345.

[9].  Mufid, Amali, hal. 42, cetakan Kongre Syaikh Mufid Qum, 1413 Q. Dengan memanfaatkan terjemahan Ustaduwali, hal. 54.

[10]. Kulaini, al-Kafi, jil. 1, hal. 429, dengan memanfaatkan terjemahan Ushul Kafi, penerjamah Mustafawi, jil. 2, hal. 374.

Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    259862 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    245625 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    229527 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214319 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    175623 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171003 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    167422 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    157488 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140335 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    133557 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...